Pages

Friday, February 3, 2012

Life For Shopping


John Fiske, seorang pakar komunikasi yang bukunya banyak dikutip mahasiswa strata satu maupun pasca sarjana dan doktoral, suatu hari pernah terkaget-kaget ketika berkunjung ke Australia. Seperti yang dituturkan oleh John Storey (sama-sama John, dan mengkaji bidang yang mirip pula), Mr. Fiske ini agaknya tergaket-kaget ketika memasuki sebuah toko kado. Entah menurut saya Storey kelewat berlebihan dalam menuturkan kejadian ini. Karena ternyata adegannya adalah Mr. Fiske yang terhormat menemukan sebuah kartu ucapan yang tulisannya seperti ini, "Bekerja untuk hidup, Hidup untuk Cinta, dan Cinta untuk belanja, maka jika saya tidak membeli cukup barang, saya tidak perlu bekerja untuk cinta lagi".

Perlu dicatat, Fiske adalah seseorang yang kritis dalam menyikapi pelbagai perkembangan pop culture. Penelitiannya beberapa menggunakan pendekatan semiotika untuk membongkar makna di balik pesan yang ditampilkan oleh budaya populer. Secara samar-samar melalui kartu ucapan ini, Fiske ingin menyampaikan "lihat apa yang telah dilakukan oleh ideologi konsumerisme pada kita!"

Namun, seorang filsuf, antroplog, sekaligus sosiolog (yang menurut saya memiliki wajah khas pria tampan Perancis) Piere Bourdieu (1984) mencoba untuk memberikan argumen dari Fiske. Singkatnya meurut Monsieur Bourdieu, lifestyle adalah sebuah pertarungan kelas. Secara sadar dan tidak sadar ideologi konsumerisme ini telah melegitimasi perbedaan-perbedaan sosial. Lifestyle digunakan oleh kelas dominan untuk memastikan reproduksi budaya itu terus berlangsung.

Bourdieu tidak ingin membuktikan apa yang sudah jelas, seperti misalnya setiap kelas sosial pasti memiliki lifestyle yang berbeda. Tapi dalam pemikirannya tentang kelas sosial ini Bourdieu ingin meneliti tentang proses yang menjadikan manusia dikotak-kotakkan, melalui budaya. Walaupun semuanya bersifat ekonomi, tapi ia percaya bahwa budaya lah yang menjadi "agen"-nya.

Bingung? Mudahnya begini saja, coba ingat-ingat kembali film-film remaja yang pernah Anda tonton. Film Hollywood maupun Indonesia, keduanya selalu menampilan popular gank, nerdy, the most sexy girl, the most loser dan sebagainya. Perhatikan bagaimana mereka di representasikan di dalam film. Well, ini baru di film, contoh lainnya masih banyak :D