Pages

Tuesday, August 24, 2010

What will I do in my Life



will going there someday somehow :D

Kiss kiss bang bang


I like my hair cut, but i just want something new. So I decided to cut my hair just like 3 cm, the same style, with new trap. Then, I add some new things, I had a new bangs hehe :)

So, since the class is officially on holiday, I dare myself to cut off my bangs. I once has this kind a style, back then in high school and my first year at university.

Oh, the office mates called me "Ling ling" as I entered the room. I'm just like some chinese girl LOL

Thursday, June 17, 2010

5 Human's Ego

I'm not an acting or performing person, but the chance to join a three days workshop with namely famous acting coach like Margie Haber is really thrill me. So here come Paru, my new account executive for Hers Magazine. He was persuaded me to join this class or I must say to cover this event, and having interview with Margie herself. FYI, she is the number one acting coach on Hollywood, have been teaching acting for like 20 more than years of her life. She also making Brad Pitt from zero to superstar as well as Halle Berry.

So there I go on the night before the event, sitting on a bar chair in hotel's pastry lounge waiting my chance to chit-chat with Margie. I was like cannot control my nerves, I just can't believe I'll talk with the one who teach Brad Pitt Acting! To make it short, I'm having like 45 minutes chit-chat, talking about her career, my career, the relationship between those acting-technique and the basic communication. Then my conclusion is this person is totally charming.

On the first day, I was like really exiting. Having my best friend Upeh accompany me and making new friends with the other participant it makes me feel exited. Mostly the one who joined this workshop is genuine Indonesian artist, famous movie star, famous writer, famous singer, famous radio announcer (well, these guy is actually on my side, THE MEDIA PEOPLE) and others who has a great passion on acting.

Me and Upeh was like, sitting there, analyzing the situation, making friend and so on. For me is a good opportunity to learning the other way of communication. Then Margie told us about this 5 human's ego. This ego or we must a voice inside our brain, is very natural. Everyone has it. The problem is sometimes we do not understand our ego.

Here the 5 human's ego:
1. Critical Parents
You hated when your parents worries about you all the time. You hate being treated as a baby? Well, your parents play a critical voice. Always worries all the time.

2. Nurturing Parents
Your parents worry about you but they give you a chance and put a trust on you. They let you do extreme sport, but they also tell you what they feel I you hang on that robe doing bungee jumping from 50 meter building. So that what we call it as a nurturing voice

3. Fearful Child
Doesn't has any guts to do anything. Always worries about what people think about you. That is fearful child!

4. Playful Child
Likes to do anything without thinking. Never worries about what people says about you. Feel confidence anytime anywhere you go.

5. Adult Voice
Has an equal size of fearful and playful.

Where am I? I have the fearful child equal to playful. I think what I need to improve is the adult voice and the nurturing parents to make it balance.

So what are you?

Wednesday, May 5, 2010

Me and Gracia Simmone


Siapakah Mba Gracia Simmone ini? Dia adalah tokoh fiktif hasil karangan si nona kumis alis nunu designer baru di media tempat saya bernaung saat ini. Saya meminta dia menjadi narasumber rubrik opini bertajuk Let's Talk. Edisi kali ini membahas tentang pegalaman romantis yang pernah dialami pembaca di saat liburan (musim panas) tentunya.

Disaat saya sedang bingung dan gundah gulana mencari-cari siapakah teman yang mau dijadikan "korban" si Nunu menawarkan diri dengan antusias. "Gue ajah bud!", ujarnya lantang setengah membelalak.

"Okeh boleh marii. Ceritanya gue tulis dengan indah deh. Mana sini foto lu", ujar saya mulai sumringah. Nunu dengan segera mengajak saya mengubek-ngubek isi folder foto dirinya di halaman facebook. Saya bantu memilih dan si Nunu pun akur dengan pilihan saya.

Setelah tulisan rampung dan foto siap tayang, Nunu yang sudah me-layout halaman itu dengan cantik berujar, "Eh nama gua ganti yak, biar lain dari biasanya. Sama pekerjaan juga ah gw mau jadi fashion stylist. Jadi biar makin ciamik nama nya gw ganti yak jadi Gracia Simmone".

Saya : "Hehh??"
Adit yang duduk disebelah saya : "Gracia Chusnul ajahh nuu" (secara memang Nunu punya nama aseli Siti Chusnul)
Nunu: "Ah kaga ah Gracia Simmone, 25 tahun, Fashion Stylist.Itu aja keren banget gak guaa"
Saya & adit: "Suka-suka elu dah ...." (^_^)#

Tuesday, April 27, 2010

Social NOT-Working

Ingatkah Anda dengan romantisme telepon di tahun 90-an? Di saat Nokia baru saja mengeluarkan unit nya yang mirip seperti pisang, dan pager adalah benda paling modern yang bisa digunakan manusia untuk berkomunikasi. Oh, tak ketinggalan telepon umum dengan kartu, yang menjadikan saya (anak SD) di era 90-an menjadi anak paling cool satu kelas jika memiliki kartu telepon ini :D.

Back in the days
Sebelum semua komunikasi beralih pada media internet dan jaringan pertemanan belum dikenal, romantisme ala Pak Pos dan telepon menjadi bentuk komunikasi sejatinya, selain tentu saja tatap muka alias face to face. Butuh usaha yang extra untuk menyambung tali silahturahmi dan membina persahabatan.

Saat ini maknanya mulai bergeser. Tidak butuh usaha extra keras sekadar menyambung tali silahturahmi. Sekadar (sekedar-tidak baku) disini memang memiliki makna denotasi yang mengacu pada "hanya untuk", "seperlunya", "seadanya" dan lain sebagainya. Kembali ke jaman sebelum jaringan pertemanan itu booming, romantisme seperti yang saya terangkan diatas tadi merupakan suatu bentuk dari apa yang disebut dengan "kualitas" dalam menjalin pertemanan.

Tidak hanya sekadar melakukan langkah-langkah add, approve, dan voila! "Berteman". Pernyataan lebih lanjutnya adalah Berteman dengan "akrab" dengan seseorang di facebook, twitter, blog, atau sering online chatting tidak menjadikan Anda "forever bestie".

The Side Effect
Ada gula ada semut. Ada sebab dan ada akibat. Dalam kasus ini yang sering dijumpai adalah karena terlalu sering Anda dan teman satu gank terlibat dalam perbincangan seru di dalam ruang maya, maka ketika Anda bertemu sudah tidak ada topik menarik lagi yang dibahas. Beberapa sudah orang mengalaminya (bersyukur saya tidak atau belum mengalami ini!).

Mungkin situasi yang paling gila adalah ketika Anda dan gank Anda pada akhirnya bertemu-muka, masing-masing orang sibuk memperhatikan piranti keras komunikasnya bernama blackberry. Sounds familiar? Apakah persahabatan "bagai kempompong" Anda masih seru? Saya ragu Anda menjawab "iya".

Now and Then
Tidak perlu menengok kebelakang dan terperangkap dalam "mesin waktu". Karena hidup untuk masa kini dan masa depan, pertanyaannya adalah "bagaimana seharusnya?". Agar Anda menjadi manusia masa kini seutuhnya yang memiliki kualitas pertemanan seperti Sherlock Holmes dan dr. Watson?

Apakah Anda punya beberapa tipsnya? Saya baru hendak berpikir untuk melakukan penelitian mengenai ini, haha. Solusi nomer satu dari saya adalah

"Perlu dipahami berkomunikasi secara online itu bukanlah cara komunikasi interpersonal yang sesungguhnya, melainkan bonus yang ditawarkan dari kemudahan teknologi masa kini".


Jadi, sebisa mungkin jagalah keseimbangan komunikasi "maya" dan "nyata" Anda dengan para sahabat dan orang yang paling Anda kasihi. Happy Online Everyone (^_^)#

Thursday, March 25, 2010

Smile (Charlie Chaplin)

Smile though your heart is aching
Smile even though it's breaking.
When there are clouds in the sky
you'll get by.

If you smile through your pain and sorrow
Smile and maybe tomorrow
You'll see the sun shining through
For you.

Light up your face with gladness,
Hide every trace of sadness.
Although a tear may be ever so near
That's the time you must keep on trying
Smile, what's the use of crying.
You'll find that life is still worthwhile-
If you just smile.

Thursday, March 18, 2010

My new profile picture


I have a posed in iCreate magazine booth on Java Jazz Festival 2010

Can’t sleep early

I am about to sleep when I'm writing this. But I just can't. I don't know why. One of my sister asked me, "Are u in love, dear?". HAH. To whom I should be?

One thing I know is my mood swing really makes people upset. Some people I must say, not all.

So how could I fix this insomnia problem?

Last night I slept at 03.00 AM. Today is March 19, 2010 at 1.05 AM. Gee, I wish I am a batman so I'm no useless in this early morning.


 

Have to sleep, and drop some cv tomorrow, wish me luck!

Quotes from Post Grad

"I don't know what my future will be, but one thing that I know is there is NO you in IT"


 

It was a shocking word to be said to someone. I may definitely will cry out loud if someday someone that I do really love (hell, I haven't met you yet songs it really suits me) telling me like it is. I may drown into deep ocean blue with bunch of sharks around me after hearing that statement (HAHA too shallow).

But I guess is not me who have to be drown, it may somebody J

And I will not use that words ever, I should pray, it is too rude to say, and cynical, and it's sounds like I'm really that mean. But hell yeah, I could be such an evil if you want me to do :P LOL

My Othe Passion




WELL, I may have not telling you yet my other passion. But I have this crazy thing: I WANT TO HAVE A BAKE SHOP. Actually not only a bake shop, but it's a combination of a home café that serve sweets, international food, some Indonesian famous authentic, bread, and also cakes.

I do love to cook. I'm trying so hard to be able to make everything that I like to eat. Mostly, I cook for myself, I mean, like I cook it, then I ate it alone, LOL. I often make my entire family (Mum, Pops, and The Bangsa Dewa) as my victim. I force them to taste my cook, hihi. I do it also to my co-workers in Hers and Free! Magazine. I don't know, but I guess they enjoy it :P.

I have this dream since I'm at elementary school, to have a homey house and a very comfortable yet sophisticated-warm kitchen. I just can resist to thing about it every time I step in into this cool place named "Pantry Magic". It's a kitchen appliance store in Kemang-South Jakarta, I have several times loaning some of their product to be review and yes I am so thrill every time I went there! Haha

I just finish watching a movie titled Julie & Julia, it says true story on the cover and Merryl Streeps play as Julia Child. I can't believe that they definitely made a stereotype of my dream kitchen. Okay, let me tell you with this verbal illustration:

It not so spacious but hell yeah her kitchen has a book rack! I will fit the rack with my very cool books of cook. The kitchen appliance was so awesome! I mean I should have a proper oven on my kitchen, magnificent and neat stoves, and have at least one wood-made table on my kitchen. Wonderful racks of spices and excellent refrigerator. The last not least, I have to have a window light. I mean, I really want to make it homey, comfy and warm. The lighting has to be adjustable, with the shadow and highlight in some section. I will color it with pastel mood, like a pastel green, pastel yellow, wood, some kind of pink and a little bit red.

Okay, enough for my future kitchen. So let's move to my other passion. Lately I have this dream. Well, not so lately, it is like for the past 5 years I often have this dream. Me at France, studying cooking, patisserie, bake and so on. Have internship in one of restaurant in the heart of Paris. And I'll do it for only 6 month or maybe if I'm lucky enough a year.

God I do really try to have this passion come true. At least the future-kitchen-thing is works for me someday, somehow.


 


 

Psst, FYI I love to join some cooking class in town. Just PM me if you want to join me sometimes ;;)


 


 

Photo credit: http://americanhistory.si.edu/kitchen/images/diary01_02_l.jpg

Monday, February 15, 2010

The TMI Generation

I JUST WONDER what should I call my peers? I mean people in my ages, which actually being confused with this situation. Well, as I was born in 1987, so I could assume that am stuck in this things: MTV and Facebook era.

They who was born in the late 70's until early 90's was probably stated as MTV generation (including myself). But then again, the technology has develop rapidly and changes everything. So now we tweets, we share (or overshare?) anything in our facebook wall, we become idol wanna-be in myspace and youtube, and we become a CITIZEN Journalist (or melodrama-lunatic fools like I am, who likes to post my "briliant" thought) by blogging and so on.

Last night I read Glamour British february issue, and found this interesting article, titled "Attack of the Oversharers". The articles mostly shares about how facebook and twitter has changes people (I mean, people not to mention those international celebrities). How fb and twitter could make someone becoming oversharers, telling the world anything important and not-important-things for example, your sex-life, what you do when you drunk and so on.

"So what's the big deal? If you are not interesting, just unfollow them or remove them from a friend list!",
a voice far away in my deepest dark-heart cynically says that.

That sentence coincidentally appear after I read this:

"My friend Lou,20, split from her boyfriend Jhon,32, last November. The break-up had been though-he'd cheated - but she'd finally moved on to a shiny, new boyfriend. But even the shiny, new boyfriend couldn't take the sting out of the, "Hey, I'm getting married" post from Jhon that appeared on her Facebook wall three weeks ago. Lou was heartbroken. Jhon thought revealing his big newsto her in public, along with more than 400 friends, was perfectly fine".

HAH! See? So the boy is still not mature enough to deal with others, and the girl was a victim, poor girl.

So, should I say the I'm also part of the TMI* generation??? Unfortunately, the answer is PERHAPS

*TMI: Too Much Information

Tuesday, February 2, 2010

Hasil Tes Psikologi Iseng-iseng

Beberapa hari yang lalu saya ikut kuis psikologi dari sebuah web yang hasilnya menurut saya cukup valid hehehe… Saya dikatakan memiliki karakteristik yang disebut sebagai Grounded Thinker. Mirip-mirip dengan pribadi Capricorn sang kambing gunung.
Berikut adalah hasil dari sisi percintaan Grounded Thinker:

“Your hesitation in matters of love is rooted in your pronounced inner autonomy, among other things. You enjoy having a partner with whom you can have fun in your life, but it does not occur to you to make that interdependent with your satisfaction and happiness”.

----- Ini sangat benar! Menurut saya ketika Anda bersama seseorang Anda haruslah merasa bahagia, jika sebaliknya? Lupakan saja dia, ahahaha. Interdependent (rasa ketergantungan) terus terang sering membuat saya mendadak ill feel dan menjadikan saya “gerah”. Wajah tampan tidak dapat menipu saya! No mister, get back!

“You don’t have to rely on a relationship in order to feel good. Your large circle of friends, and many interests, occupy you and keep boredom and loneliness from emerging”.

----- Benar! Karena saya punya banyak teman-teman dan keluarga yang sangat berharga dalam hidup saya. Seperti lyric SPICE GIRL – Wannabe: ”If you wannabe my lover, gotta get with my friend. Taking is too easy but that’s the way it is”.

“Once you have decided on a partner, it is very important for you to preserve your space within your relationship, as well”.

----Ya, karena saya juga punya kehidupan jauh sebelumnya dan kehidupan saya tidak dapat saya lewatkan begitu saja. Begitu juga sebaliknya, bukan?

“You enjoy doing things with your partner, but it is not important to you that he/she shares all of your interests or has exactly the same hobbies”.

---- Anyway, saya senang mencoba hal-hal yang baru. Sangat cool untuk saya untuk mencoba hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Dan saya memang butuh orang yang bisa berbagi peran dengan saya, dalam hal apapun :D.

“You must have time to yourself anyway, so you can concentrate on your activities without having the feeling someone is looking over your shoulder”.

---- As I said before, saya sudah punya kehidupan jauh sebelum saya bertemu dengan siapa pun Anda. Mohon pengertiannya. Saya cukup mandiri untuk mengurus diri saya, dan saya mengharapkan hal yang sama sebaliknya(vice versa) :D

“Therefore, you need a very self- confident and independent person as a partner who can also occupy him/herself on his/her own without turning into Velcro - that would get old very quickly!”.

----- CRING CRING CRING! Saya bak mendapat hadiah dari mesin judi di kasino paling mewah di Las Vegas. Saya tidak percaya ini sampai saya mengalami sendiri, hahahaha. Dan yah, semua nasihat keluarga serta sahabat-sahabat itu memang damn right! I love you too guys, thank’s for the advice! Lain kali saya akan manut.com, hihihi.

Thursday, January 28, 2010

Saya Paling Benci…

…dengan laki-laki yang menilai semuanya berdasarkan materi. Ya! Saya cukup tegas untuk bisa berkata saya benci dengan laki-laki yang judgemental. Saya benci jika mendengar laki-laki berkata, “Perempuan yang kemarin sempat jadian sama saya hanya mengincar duit saya saja, biasalah, minta dibelikan ini-itu. Alat make up, handphone dan lain-lain. Biasalah perempuan, dimana-mana sih cuman bisa minta-minta”

Hey! Bagaimana kalau saya bilang, “Kenapa ya, kamu kok gak pinter banget? Masa iya mau dikadalin sama kadal? Masa iya, mau aja bela-beli ina-inu buat orang yang gak jelas kejuntrungannya? Masa iya kamu segitu gak bisa menilai perangai seseorang? Kenapa juga kamu jadi mengeneralisir perempuan? Kalau dikeluarga kamu seperti itu, bukan berarti orang-orang lain di luar sana sama seperti keluarga kamu!”
Sakit hatikah pria-pria ini?

I don’t think so


Saya juga benci dengan laki-laki yang berpikiran, “Well, saya sekarang sudah naik jabatan. Dengan status baru ini saya akan mendapatkan semua perempuan yang saya mau. Saya cukup keren untuk menjadi “tentengan” untuk dipamerkan kepada teman-teman mereka. Saya hebat, saya jenius, saya saya saya…”

Yak! Cukup sampai disitu, bagaimana jika saya bilang, “So what dengan status baru kamu? Coba beli kaca yang besar, dan mulai memperhatikan diri. Pandang lekat-lekat wajah kamu, apakah kamu layak mendapat semuanya? Jangan-jangan banyak noda hitam yang nempel dimuka kamu tanpa kamu sadari. Ya! Noda hitam, noda hitam cerminan hati yang hitam dan pikiran yang sempit. Coba periksa kembali, apakah kamu memang cukup kece untuk dipamerkan? Dan yang paling penting, sadar gak sih SIAPA KAMU?”

Hahaha…maaf ya teman-teman yang gender nya laki-laki. Saya memang sinis, saya memang kurang ajar, saya memang sok tahu, dan saya sudah siap di cela. Dan…”I’m so ready being public enemy”

Maaf saya hanya mau menyindir mas-mas di busway tadi sore yang gayanya sejuta. Sayang, saya tidak tahu namanya, nomer tlpnya, alamat fb nya bahkan pin BB nya. Jadi, saya cuman bisa misuh-misuh disini. Saya cuman mau bilang kaki saya tadi sore sakit banget tau, kamu injek! Dan saya cukup pusing dengerin curhatan kamu sama sohibmu yang sama aneh wujudnya kayak kamu itu, dan saya mau jackpot berdiri disebelah kamu!!! Hueeekkk buaaauuu….

Rasa Coklat

Menjelang bulan Februari, dengan begitu banyak “drama” masalah percintaan disekeliling saya (dan telah saya lewati dengan sukses tahun lalu, hiks) saya melihat cinta dengan kacamata yang berbeda. Bahwa ungkapan “tahi kucing rasa coklat” itu memang ternyata berlaku bagi orang-orang yang sedang di mabuk asmara.
Saya mungkin pernah menjadi salah satu korbannya. Dengan optimis dan (sok) yakin, menjalani sebuah hubungan jarak jauh. Saking jauhnya terkadang saya sering kali ingin berteriak dan mendadak ingin bisa transporter seperti Harry Potter. Anyway, saya tidak akan membahas soal saya, dan sepertinya sudah cukup drama yang saya buat dengan nya (hai kamu, kalo kamu baca tulisan ini, I actually **** u there, hihi *centil mode on).

Mengingat bulan Februari setiap tanggal 14 banyak orang yang merayakan Val’s day, saya hanya ingin sedikit cerita, bukan bermaksud nyinyir, hanya mencoba mengungkapkan sebuah pikiran kecil yang mengganggu.

Tahun lalu, saya melakukan sebuah perdebatan seru dengan seorang teman (hm, mungkin lebih cocok disebut, frienemy: friend and enemy). Si teman saya yang memang jalur pikirannya “luar biasa” dari orang-orang kebanyakan ini bersabda: “sebenarnya rasa cinta itu semua adalah manipulasi, itu cuman sugesti tingkat tinggi”.

Saya, yang memang dasarnya tidak percaya adanya sesuatu yang tulus (well, jalur pikiran saya juga cukup “luar biasa”, no wonder saya bisa akrab sama si teman saya ini ya, hahaha), mengamini sabda teman saya.

Menurut saya:
“Masalahnya adalah ada orang yang mau melihat cinta dengan kacatama logika dan tidak. Ketika lu bilang bahwa itu adalah sugesti, ya memang itu adanya. Dan sugesti itu yang membuat istilah tahi kucing rasa coklat itu hadir di dunia ini”.
Sugesti itu yang(pernah) membuat saya susah bobok dan gak enak makan (halah, lebay banget deh). Mendengar suaranya saja sudah membuat jantung seperti naik jet coaster, apalagi jika tak sengaja bersentuhan? (akan saya buat menjadi sengaja, hehe). Kalau dipikir-pikir mungkin ya, apakah kita bisa hidup dengan si cinta itu?

Jawabannya bisa ya bisa tidak. Sampai kapan sugesti ini akan bertahan? Cukup lama pastinya. Cukup lama sampai suatu hari si korban menyadari bahwa pasangannya adalah mahluk tidak setia, cukup lama sampai suatu hari si korban menyadari bahwa pasangannya adalah mahluk matre yang tak terkendali, atau hanya mengejar status, atau hanya ingin “memanas-manasi” pasangan yang sebenarnya dan lain-lain. Namun, menurut pendapat saya dan teori saya yang (lagi-lagi) sok tahu ini, jika tidak ada hal-hal yang negative menghampiri, maka tahi kucing rasa coklat itu akan berlaku hingga akhir hayat. Ini mungkin yang terjadi dengan mba Cinderella, dan Sleeping Beauty ya, hehehe.

Apakah benar, seseorang menikah karena cinta? Bukan karena logika? Bukan karena harta? Bukan karena status di masyarakat? Bukan karena bibit, bebet, bobot? Bukan karena….banyak pastinya.

Teman saya bertanya:
“Nah, sekarang gini deh, menurut lu masih ada emang orang yang nikah karena cinta? Kayak yang di film-film teenager dan roman picisan gak mutu yang sering lu tonton itu, heh?”

Saya dengan yakin:
“Well, yah sebenernya sih gw juga sangsi ya. Kalo gw sih (sepertinya) tidak akan begitu. Menyatir kata-kata nyokap gw witing tresno jalaran soko sembrono. Tapi pasti diluar sana,masih banyak yang tidak sinis seperti gue (dan elu). ”, ujar saya sedikit memberi filosofi yang (sok) njaweni, hehe.

Ibu saya tidak percaya bahwa cinta datang karena terbiasa (witing tresno jalaran soko kulino). Ibu saya kerap kali meyakinkan saya, “Cinta itu (sering) datang karena kita sembrono, non”.

Dan hingga detik ini saya hanya bisa bilang “tahi kucing rasa coklat” itu rasanya (ternyata) enak loh!, hehe