Pages

Friday, December 4, 2009

The Student Part 1

Satu hal yang membuat saya senang belakangan ini adalah soal perubahan status. Saya tidak lagi menyandang sebutan "mahasiswa". Saya sudah resmi menjadi sarjana komunikasi, yang dengan bangga saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga besar Bangsa Dewa (hm, yah The Hardjosoemarto sepertinya juga turut ambil bagian sebenarnya).

Berhubung hampir dua tahun terakhir ini saya habiskan menjadi asisten dosen di sela-sela kesibukan menjadi jurnalis full time disebuah majalah, saya mendapatkan sekaligus dua pengalaman berbeda. Baiklah, jika bicara soal profesi jurnalis sepertinya sudah umum ya. Mungkin saya akan share dikemudian hari.

Saat ini berhubung saya sudah berganti status dan kebetulan memiliki minat besar untuk melanjutkan perjuangan "mencerdaskan anak bangsa", maka saya sedang seru-serunya "magang" sebagai dosen.

Saya senang berada di depan kelas dan membagi sesuatu yang saya punya. Hanya saja belakangan saya merasa, selain mendalami fotografi, sebaiknya saya mulai belajar ilmu psikologi. Dengan kemampuan membaca bahasa tubuh yang saya dapatkan ketika membaca bahan skripsi karya Alan Pease, saya pun dapat menyimpulkan beberapa kategori mahasiswa. Oh, selain itu, maaf jika pengamatan saya kurang scientific, maklum saya ini psikolog wanna be yang kelewat sok tahu. Berikut adalah daftar kategorinya:
1. Smart People
Biasanya duduk di barisan nomor satu atau dua dari depan. Selalu datang tepat waktu dan jarang sekali absen, kecuali sedang sakit. Selalu membuat catatan-catatan kecil di dalam bindernya, dari materi pelajaran hingga quotes dari sang dosen yang kadang-kadang sedikit menyelipkan kata-kata motivasi. Binder-nya sendiri juga merupakan bagian dari identitas diri. Ada yang kreatif membuatnya seolah-olah scrappbook, ada yang menghiasi dengan foto-foto orang-orang tersayangnya, bahkan banyak juga ternyata yang memajang foto telanjang dada artis KoreaRAIN (astaga dragoon) dan asian idol lainnya. Mereka biasanya kritis dalam menyikapi kuliah yang diberikan.

2. Telaters
Ini adalah orang-orang yang sering kalau tidak selalu datang telat di tiap sesi. Alasannya beragam, dari ban motor kempes, ketiduran di kereta, hingga alasan klise seperti macet dan telat bangun. Biasanya mereka juga tidak hanya telat dalam menghadiri kelas, namun juga cukup "telat" untuk mencerna pelajaran. Tampilan luarnya mungkin menarik, namun jangan tertipu kawan, mereka adalah orang-orang yang "sulit".

3. The Kepo
Kepo artinya adalah sok mau tahu. Paling tidak setiap kelas dan setiap angkatan punya satu dari jenis ini. Mereka merasa sangat dekat dengan sang dosen atau asisten dosen, merasa tiga langkah lebih pintar dan sering melontarkan ucapan-ucapan yang membuat satu kelas ingin melayangkan bangku atau laptop mereka. Biasanya jenis ini terkenal dengan sikap menjilat tingkat dewa (meminjam istilah teman kantor saya Arletha). Tak jarang mahasiswa dari kategori ini bersikap tidak sopan kepada dosen maupun asisten dosen, sikap sok tahunya kerap kali mengganggu baik di waktu kuliah maupun diluarnya.

4. The Businessman
Orang-orang ini mungkin memiliki naluri dan bakat yang hebat dalam berdagang. Selalu membawa barang dagangan setiap hari dari mulai sarapan, hingga handphone. Mahasiswa seperti ini biasanya cukup aktif dan smart. Mereka benar-benar bisa memanfaatkan peluang dan kemungkinan besar akan menjadi sukses dengan keuletannya. Biasanya sih para mahasiswa dari etnis tionghoa dan padang yang sering terlihat menunjukkan bakat-bakat ini, hihi.

5 . The Rock n Roll
Sebenarnya ini adalah julukan bagi mereka yang sering mengulang kelas, dikampus saya disebut dengan cross enroll. Biasanya adalah para veteran yang karena masalah absen atau nilai yang benar-benar parah, maka mereka harus mengulang. Mereka biasanya kerap kembali ke jurang yang sama, jarang masuk, mengerjakan tugas tidak maksimal atau menyerahkan tugas melewati deadline. Biasanya terlihat agak menyendiri dari teman-teman sekelasnya, atau membentuk kelompok duduk sendiri dengan orang-orang yang senasib dan sepenanggungan.

6. The Beauty and The Brainless
Jenis ini entah kenapa belakangan sedang marak. Saya tidak yakin apakah ini tren atau memang sistem rekruitmen yang perlu diperbaiki lagi. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang terlahir beauty, namun tidak memiliki kapasitas akademis seperti wujudnya secara fisik. Saya sempat berteori bahwa mereka mungkin saja kuliah hanya untuk sekedar mengisi "waktu luang". Mereka berusaha untuk terlihat fashionable, namun kebanyakan malah berkakhir menjadi fashion victim. Sering mengobrol, satu-satunya berita ter update yang mereka tahu adalah bahwa sahabatnya sedang BT karena memergoki pacarnya selingkuh. Tentu saja itu adalah hasil dari penelusuran tekun dari facebook dan twitter. Sering merasa tidak punya waktu untuk melakukan riset via google dengan blackberry di tangan. Bahkan saya curiga mereka tidak tahu bagaimana caranya googling (OH MY GOD!)

Berbicara dengan tipe seperti ini dibutuhkan 1 ton kesabaran dan 2500 kg toleransi.

Sekian perkembangan mahasiswa di tahun 2009. Semoga di tahun 2010, saya diberi kesabaran yang lebih dan dikelilingi dengan mahasiswa yang cukup "niat" untuk menjadi sukses.

1 comment:

  1. Ahahaa... ada berapa mahasiswamu yg follow blogmu, bud? Tipe ke 6 kira2 punya landasan ilmiah buat milih cowok juga ga? Kalo mereka bahkan tidak sempat mikirin kriteria cowok ideal dalam landasan akademisnya, boleh dong saya dikenalin salah satu ato dua ato tiga! ^^

    ReplyDelete